Pasar memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga pada rapat FOMC Juli, namun nada Powell bisa mengisyaratkan pelonggaran di masa depan—berdampak pada saham, emas, dan dolar AS.
Seiring dunia keuangan mengalihkan perhatian ke Washington, rapat FOMC mendatang—yang dijadwalkan pada 30 Juli (31 Juli waktu Beijing)—menjadi sorotan utama bagi pelaku pasar, ekonom, dan pengamat kebijakan. Konsensus pasar menunjukkan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuan untuk kelima kalinya berturut-turut. Namun, perhatian utama tertuju pada nada Ketua Jerome Powell yang dinilai dapat memberi sinyal awal perubahan kebijakan menuju arah yang lebih dovish.
Meskipun tekanan dari kalangan politik—termasuk dari mantan Presiden Donald Trump—terus mendorong pemangkasan suku bunga, pasar tetap memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga dana federal pada kisaran 4,25%–4,50%. Berdasarkan alat CME FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga pada bulan Juli hanya sebesar 3,1%, sementara peluang penurunan pada bulan September meningkat menjadi 61,7%. Optimisme ini menunjukkan bahwa investor lebih mengutamakan data ekonomi ke depan dan arahan Powell daripada keputusan jangka pendek.
Beberapa faktor makroekonomi mendukung pendekatan "tunggu dan lihat". Barclays Bank menyoroti ketidakpastian kebijakan perdagangan—terutama tarif—sebagai alasan utama di balik sikap hati-hati The Fed. Tarif cenderung meningkatkan tekanan inflasi, namun di sisi lain berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi. Dualitas ini mempersulit pengambilan keputusan kebijakan yang tegas.
Dalam konteks ini, mempertahankan suku bunga memungkinkan The Fed memantau perkembangan inflasi dan ketahanan ekonomi lebih lanjut, sembari menjaga fleksibilitas dan menghindari gangguan terhadap pasar keuangan.
Meskipun keputusan suku bunga diperkirakan tetap, pernyataan pasca-rapat dan konferensi pers Jerome Powell diprediksi menjadi penggerak pasar utama. Analis Bank of America memperkirakan Powell akan menegaskan komitmen The Fed terhadap independensi serta menyampaikan pendekatan berbasis data. Ia juga dapat secara halus membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga, khususnya jika inflasi berkembang sesuai ekspektasi.
Nada dovish yang terukur dapat menjadi sinyal penenang bagi pasar—menunjukkan bahwa meskipun The Fed belum bertindak saat ini, mereka tetap responsif terhadap data ekonomi terbaru. Ini berpotensi mendorong aset berisiko seperti saham dan emas, serta memberikan tekanan moderat pada dolar AS.
Tergantung pada pernyataan Powell, beberapa skenario reaksi pasar dapat terjadi:
1. Pernyataan Dovish, Tidak Ada Penurunan Suku Bunga
Reaksi Pasar: Meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga September.
Dampak: Dolar AS melemah; ekuitas dan emas diuntungkan.
Jika Powell condong ke arah dovish tanpa mengubah kebijakan, pasar akan menilai ini sebagai isyarat bahwa pelonggaran akan segera terjadi, mendorong minat terhadap aset berisiko dan lindung nilai seperti emas.
2. Pemangkasan Suku Bunga Mengejutkan
Reaksi Pasar: Saham melonjak; dolar AS anjlok.
Dampak: Dapat memicu reli luas di pasar ekuitas dan komoditas global.
Meskipun tidak mungkin terjadi menurut proyeksi saat ini, pemangkasan mendadak akan menandai perubahan sikap agresif untuk melindungi ekonomi dari risiko yang muncul, mendorong sentimen "risk-on" secara luas.
3. Nada Hawkish, Tidak Ada Pemangkasan Suku Bunga
Reaksi Pasar: Ekspektasi pemangkasan September turun.
Dampak: Dolar AS menguat; saham dan emas melemah.
Nada lebih hawkish atau skeptis terhadap data dapat membuat pasar menyesuaikan kembali ekspektasi, memperkuat dolar, dan menekan aset yang sebelumnya terdorong oleh harapan dovish.
Setelah rapat Juli, pertemuan FOMC bulan September menjadi lebih krusial. Jika inflasi melambat dan pasar tenaga kerja mulai melemah, peluang pelonggaran terbuka lebar. Sebaliknya, jika ekonomi tetap tangguh dan tekanan harga berlanjut, The Fed kemungkinan akan menunda langkah hingga kuartal akhir tahun ini.
Tantangan utama The Fed tetap menjaga kredibilitas sembari menyeimbangkan mandat ganda—stabilitas harga dan lapangan kerja maksimum—dalam situasi global yang tidak pasti. Bagi investor, komunikasi bank sentral tetap sama pentingnya dengan kebijakan itu sendiri.
Pratinjau rapat FOMC ini menyoroti titik krusial dalam arah kebijakan moneter The Fed tahun 2025. Dengan suku bunga diperkirakan tetap pada Juli, fokus beralih ke arahan kebijakan Powell. Apakah ia akan mempertahankan sikap hati-hati atau memberi sinyal perubahan?
Apapun itu, implikasinya sangat luas. Bagi dolar AS, saham, dan emas, nada dari Ketua The Fed bisa menjadi pemicu pergerakan pasar yang sesungguhnya. Investor sebaiknya mencermati bukan hanya apa yang disampaikan, tapi juga bagaimana penyampaiannya.
Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Pendapat yang diberikan dalam materi ini tidak merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.
Investasi Apple senilai $100 miliar di AS memenangkan pengecualian tarif, yang mengakibatkan harga saham AAPL naik lebih dari 7% karena pasar menyambut baik langkah strategisnya.
2025-08-07Impor tembaga Tiongkok menunjukkan sinyal beragam pada Juli 2025. Mungkinkah pergeseran ini memicu peningkatan komoditas di tengah berita Federal Reserve dan pergerakan pasar mata uang?
2025-08-07Nikkei 225 melonjak pada hari Kamis setelah janji tarif 100% Trump pada impor semikonduktor, meskipun raksasa chip Korea Selatan mungkin dikecualikan.
2025-08-07