USD/INR menguat karena investor asing menarik diri dan perundingan perdagangan terhenti. RupEE tertekan dengan resistensi di dekat ₹87 di tengah ketidakpastian Fed dan tarif.
Nilai tukar Dolar AS terhadap Rupee India (USD/INR) melonjak ke level tertinggi hampir empat minggu di kisaran ₹86,50 pada hari Selasa, melanjutkan momentum kenaikannya untuk sesi keempat berturut-turut. Tekanan baru terhadap rupee ini terjadi di tengah arus keluar investor institusional asing (FII) yang berkelanjutan dan penundaan yang berlarut-larut dalam penyelesaian perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat dan India.
Sentimen pasar terhadap mata uang India tetap berhati-hati karena investor merespons dinamika perdagangan eksternal dan ekspektasi moneter domestik. Dengan rupee memulai pekan ini dengan pelemahan dan dolar yang stabil setelah penguatan baru-baru ini, prospek jangka pendek mendukung berlanjutnya depresiasi rupee.
Salah satu pendorong paling signifikan di balik penurunan nilai rupee baru-baru ini adalah keluarnya modal asing secara substansial dari pasar saham India. Pada bulan Juli saja, lembaga keuangan internasional telah menarik saham senilai lebih dari ₹18.636 crore, mencerminkan meningkatnya kehati-hatian terhadap prospek perdagangan India dan risiko ekonomi global.
Pelarian modal ini tidak hanya melemahkan kepercayaan pasar tetapi juga meningkatkan permintaan dolar, terutama karena entitas domestik berupaya melakukan lindung nilai atau menyelesaikan kewajiban luar negeri. Hasilnya, nilai tukar USD/INR terus mengalami tekanan ke arah atas.
Situasi diperumit lebih lanjut oleh tidak adanya kemajuan dalam negosiasi perdagangan AS-India. Meskipun beberapa putaran perundingan telah dilakukan di Washington, kedua pihak belum berhasil menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas (FTA) sementara. Delegasi India yang dipimpin oleh Rajesh Agrawal telah kembali tanpa adanya terobosan, dan putaran diskusi berikutnya baru diharapkan berlangsung pada pertengahan Agustus.
Selama belum tercapai kesepakatan, ekspor India ke AS akan terus menghadapi tarif spesifik sektor. Investor memandang keterlambatan ini sebagai sinyal negatif, yang pada akhirnya memperkuat keengganan mereka untuk mempertahankan eksposur terhadap aset India.
Secara global, Federal Reserve AS secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga antara 4,25% dan 4,50% dalam pertemuan kebijakan mendatang. Data inflasi terbaru dan indikator ekonomi yang masih kuat telah mendorong pelaku pasar untuk mengurangi ekspektasi akan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Indeks dolar AS (DXY) yang lebih luas tetap berada sedikit di bawah angka 98,00, mempertahankan kekuatannya terhadap mata uang pasar berkembang seperti rupee India. Dengan dolar yang bertindak sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian perdagangan dan ketegangan geopolitik, greenback tetap banyak diminati, yang semakin mendorong USD/INR ke level yang lebih tinggi.
Dari perspektif teknikal, pasangan USD/INR tetap dalam tren bullish, nyaman diperdagangkan di atas rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 20 hari, yang saat ini berada di kisaran ₹86,07. Indeks kekuatan relatif (RSI) 14 hari telah mendekati angka 60, menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut jika level ini ditembus.
Resistensi terdekat berada di level tertinggi 23 Juni di sekitar ₹87,00, sementara support terlihat di EMA 50 hari di kisaran ₹85,85. Selama pasangan mata uang ini bertahan di atas rata-rata pergerakan jangka pendeknya, momentum diperkirakan akan tetap mendukung dolar.
Beberapa peristiwa penting dapat memengaruhi pergerakan selanjutnya dari pasangan Dolar AS terhadap Rupee India:
Peristiwa | Tanggal | Kemungkinan Dampak |
Data PMI kilat India dan AS | 25 Juli | Volatilitas pasar berdasarkan kekuatan ekonomi |
Keputusan kebijakan The Fed | 30 Juli | Panduan suku bunga akan memengaruhi kekuatan dolar |
Pembaruan perdagangan AS-India | Sedang berlangsung | Penundaan dapat terus menekan INR |
Tren arus keluar FII | Sehari-hari | Arus keluar yang berkelanjutan menjaga tekanan INR |
Investor akan mencermati rilis data PMI mendatang, pernyataan dari The Fed, serta perkembangan diskusi perdagangan untuk melihat tanda-tanda pembalikan atau kelanjutan tren saat ini.
Prospek Dolar AS terhadap Rupee India tetap condong ke arah penguatan dolar, karena sentimen risk-off, arus keluar modal dari India, dan ketahanan dolar AS terus menekan rupee. Kecuali India membuat kemajuan nyata dalam negosiasi perdagangan atau berhasil menarik kembali investasi asing, pasangan USD/INR kemungkinan akan menguji resistensi di kisaran ₹87,00 dalam beberapa hari mendatang.
Trader sebaiknya tetap waspada terhadap isyarat moneter global dan data ekonomi domestik, karena keduanya kemungkinan besar akan membentuk arah pergerakan mata uang hingga akhir Juli dan seterusnya.
Penafian: Materi ini hanya untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan (dan tidak boleh dianggap sebagai) nasihat keuangan, investasi, atau nasihat lain yang dapat diandalkan. Pendapat yang diberikan dalam materi ini tidak merupakan rekomendasi dari EBC atau penulis bahwa investasi, sekuritas, transaksi, atau strategi investasi tertentu cocok untuk orang tertentu.
Investasi Apple senilai $100 miliar di AS memenangkan pengecualian tarif, yang mengakibatkan harga saham AAPL naik lebih dari 7% karena pasar menyambut baik langkah strategisnya.
2025-08-07Impor tembaga Tiongkok menunjukkan sinyal beragam pada Juli 2025. Mungkinkah pergeseran ini memicu peningkatan komoditas di tengah berita Federal Reserve dan pergerakan pasar mata uang?
2025-08-07Nikkei 225 melonjak pada hari Kamis setelah janji tarif 100% Trump pada impor semikonduktor, meskipun raksasa chip Korea Selatan mungkin dikecualikan.
2025-08-07